Tantangan ke depan perusahaan asuransi Indonesia adalah meningkatkan daya saing. Salah satunya melalui penerapan eInsurance. Tapi bagaimana upaya yang harus dilakukan? Cyber Insurance atau e-Insurance sudah mulai terlihat kehadiran dan perannya di Indonesia sejak tahun 2000 lalu.
PT. LG Insurance Indonesia bisa dikatakan sebagai pelopornya. Bahkan fasilitas websitenya pun dilengkapi dengan e-claim, sekalipun masih terbatas pada hubungan internal dan mitra kerja, seperti bengkel yang telah ditunjuk. Namun, itu tidak berarti bisa membuatnya duduk berpangku tangan, karena maskapai asuransi lain tentu melihat benefit dari pemanfaatan TI segera melakukan penggelaran.
Tengok saja PT. Asuransi Astra Buana yang juga bergerak dalam bisnis asuransi kerugian umum. Bahkan maskapai yang satu ini telah mendahuluinya dengan menerapkan e-payment dengan memanfaatkan fasilitas pembayaran kartu kredit secara online. Fasilitas inilah yang memang dicari oleh nasabah dalam zaman serba instan ini dan penuh dengan kepraktisan.
Seolah tidak mau tertinggal, PT. Asuransi Bintang juga sedang mengembangkan sistem baru untuk menggantikan sistem lama yang dipandang sudah lagi tidak memadai. Tidak lagi memadai dengan perkembangan bisnis asuransi yang terjadi dan perkembangan TI yang sangat revolusioner itu. Itu sebabnya maskapai ini masih lebih menekankan pada peningkatan pemahaman dan pemanfaatan TI pada sumber daya yang ada di dalam organisasi.
Karena sejalan dengan itu, maskapai ini juga sedang melakukan pembenahan internal agar bisa memperoleh manfaat yang optimal. Pembenahan internal dengan melakukan rekayasa business process secara berkesinambungan dari waktu ke waktu, pada akhirnya bermuara pada perubahan mindset dari calon penggunanya. Bahkan, diperlukan contigency plan dan exit policy untuk mengantisipasi semua kemungkinan yang akan terjadi beserta dampaknya. Itu sebabnya sistem yang hendak diimplementasikan tidak bisa dicangkokkan begitu saja. Implementasi TI, seperti yang dikatakan Teddy P. Utomo, Marketing General Manager Personal Line Directorate PT. Asuransi Astra Buana, memerlukan sosialisasi ke jajaran internal secara insentif mengenai manfaat dan dampaknya. Sementara komunikasi dengan pihak luar juga tidak boleh dilupakan begitu saja, terutama untuk pada nasabah. Akibatnya diperlukan daya upaya yang sedemikian besarnya, sekaligus dana yang tidak sedikit untuk diinvestasikan ke dalamnya.
Kemajuan TI telah memungkinkan trersedianya pilihan-pilihan yang lebih luas. Namun, mengingat tidak sedikitnya dana yang akan diinvestasikan, maka pilihan akan efektivitas masih menjadi prioritas. Jika efektivitas meningkat maka akan berimbas pada peningkatan produktivitas. Tidak heran bila kemudian efisiensi pun akan meningkat, terutama untuk proses internal. Penerbitan polis yang biasanya memakan waktu cukup lama, dengan TI bisa dipenggal menjadi sangat singkat. Bahkan, waktu efektif pertangungan bisa langsung dimulai pada saat transaksi online terjadi. Hanya saja itu terjadi pada produk-produk yang sifatnya ritel dalam bisnis asuransi kerugian umum.
Untuk produk-produk yang dikhususkan untuk korporasi, masih ada proses internal yang harus dilakukan dengan guna bisa menerbitkan polis asuransi. Implementasi TI juga tidak sebatas pada hubungan internal maskapai, tapi juga eksternal yang meliputi pula nasabah, perbankan, agen, insurance broker, dan maskapai reasuransi.
Begitu banyaknya pihak-pihak yang terlibat membuat PT. Telkom berupaya menyediakan jaring kerja bagi bisnis asuransi dengan mengetengahkan maskapai reasuransi sebagai center atau hub. Namun, e-Business project tersebut sempat tertunda, dan baru bisa dilanjutkan tahun depan. Di lain pihak, sejumlah pelaku bisnis sedang melakukan persiapan untuk mendirikan bursa asuransi yang diharapkan bisa menjadi lembaga intermediasi yang efektif dan efisien di antara para pelaku bisnis asuransi. Sudah tentu, diharapkan sejak awal pendiriannya, bursa ini sudah mengimplementasikan TI dalam kerangka remote trading.
Dengan kedua wadah semacam itu, bisa diharapkan e-Insurance bisa berkibar di Indonesia. Sekaligus meningkatkan animo masyarakat. Tidak hanya pada industri asuransi, tapi juga pada kehadiran dan pemanfaatan TI.•