Fase ini dapat dikatakan sudah mencapai tahap critical mass. Saat ini, perusahaan yang tidak punya situs web dianggap ketinggalan jaman. Yang tidak kalah pentingnya adalah peran Web Publishing dalam mentransformasikan bisnis media cetak. Masih hangat dalam ingatan kita, kemunculan detik.com yang menghasilkan paradoks dalam bisnis media, dimana berita media cetak yang semula disajikan harian, menjadi hangat detik per detik melalui web. Pada era ini, peran iklan di internet menjadi penopang utama model bisnis publishing melalui web. Web informasi merupakan salah satu jasa besar internet di samping e-mail.
Selanjutnya masuk ke fase E-Business Transaction, dimana teknologi internet diadop sebagai cara baru berbisnis dengan munculnya perusahaan dot.com yang membuka layanan dan toko Web dalam format business-to-consumer (B2C). Pada transformasi menuju media transaksi, terjadi “jurang penghalang” yang harus dilewati usaha dot.com untuk diterima pasar, yaitu isu keamanan (security chasm) berbelanja di internet. Solusi keamanan selanjutnya mendorong pemanfaatan teknologi web secara lebih luas lagi.
Fase selanjutnya adalah E-Business Integration. Bisnis mulai mendapat tekanan untuk menjalankan usahanya secara lebih efisien dan seluruh proses bisnis terintegrasi secara korporasi (enterprise). Berarti ada kebutuhan agar aplikasi-aplikasi sistem informasi internal, server-server, dan databases yang berjalan di unit-unit bisnis, kantor cabang, dan kantor perusahaan secara inter-departemental dapat saling dipertukarkan (shared) dan saling terhubung.
Kebutuhan integrasi internal perusahaan memunculkan teknologi EAI (Enterprise Application Integration) yang berfungsi menyambung, mentransformasi, dan mempertukarkan data antar aplikasi inter-departemental dengan mengakomodasi heterogenitas format data dan protokol aplikasi. Selanjutnya, integrasi bisnis diperluas ke mitra usaha atau B2B Integration, yang mengintegrasikan sistem dan platform yang beragam antar perusahaan. Berbeda dengan EAI, pada B2B Integration kendali terhadap sistem terbatas, karena mencakup perusahaan yang berbeda.
Integrasi dan konsolidasi bisnis menjadi arah yang semakin kuat didorong oleh sejumlah faktor:
Pertama, globalisasi yang menuntut perusahaan harus semakin lincah, efisien, dan luwes. Kondisi ini memunculkan berbagai kenyataan merger dan akusisi antar perusahaan atau kelompok usaha.
Kedua, kompetisi dan kekuatan kastamer. Saat ini, untuk bertahan, sebuah perusahaan harus memiliki diferensiasi dengan inovasi tanpa henti. Semakin sulit bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan loyalitas pelanggannya. Perusahaan yang sukses adalah yang mampu memanfaatkan e-Business untuk mendefinisikan pasar, menciptakan peluang pendapatan, mencapai tingkat efisiensi yang tinggi, mendapatkan loyalitas pelanggan dengan pengetahuan pasar yang dalam dan membentuk kolaborasi yang kokoh dengan mitra usaha, pemasok, dan kanal distribusi.
Ketiga, biaya dan siklus waktu. Ada desakan terus-menerus untuk mengefisienkan biaya di semua lini. Siklus pengembangan produk pun harus semakin pendek. Tidak ada cara lain mengatasinya, kecuali melakukan konsolidasi bisnis dan integrasi seoptimal mungkin. Teknologi web memungkinkan integrasi bisnis end-to-end mengingat teknologinya standar secara global, bersahaja, dan dapat diakses di mana saja (ubiquitous).
Fase berikutnya adalah Business Transformation. Suatu proses evolusi yang dimulai dari simplifikasi proses-proses internal, standarisasi proses-proses sejenis (shared services) hingga perubahan model bisnis secara bertumbuh (scalable). Ada dua aspek dimana e-Business berdampak besar terhadap pola bisnis suatu usaha, yaitu aspek reach (jangkauan) and richness (kaya manfaat). Pada fase awal e-Business berdampak menghilangkan perantara (disintermediation).
Pada proses disintermediation, perluasan bisnis (reach) berbanding terbalik dengan richness. Misalnya, layanan perbankan umumnya sederhana (low richness) yaitu hanya mencakup waktu dan nilai uang, sehingga penggunaan e-Business pada layanan perbankan bisa menjangkau penetrasi layanan yang luas, ATM tersebar di mana-mana (high reach). Untuk toko ritel seperti Matahari Department Store, yang kaya tawaran (high richness), terjadi hal sebaliknya (low reach).