Iklan dalam bentuk pop-up mudah ditemukan di dunia maya, mulai dari situs web yang mengandalkan content seperti pendidikan, berita atau situs web dagang, maupun yang non-profit. Munculnya jendela pop-up juga berbeda-beda. Ada yang muncul pada saat kita masuk ke suatu halaman web dan ada juga pada saat kita pindah ke halaman lain dari situs web yang sama, karena pengunjung tidak melakukan action seperti yang diharapkan oleh si pemilik situs web.
Juga ada pop-up yang muncul kalau si pengunjung klik pergi dari situs web-nya, dengan harapan si pemilik situs tersebut bisa mendapatkan sedikit alasan atau profile dari “walk-by visitors” tersebut. Lokasi munculnya pun bervariasi. Ada yang di kiri atau di kanan atas, begitu pula besar kecil dan kompleksitasnya.
Sejak pertama kali model promosi lewat pop-up ditemukan, ini cukup mengundang antusias pemilik bisnis maupun para surfers yang mengunjungi suatu situs web. Mengingat sifatnya yang mengagetkan itu membuat orang ingin mengetahui apa yang muncul. Namun, karena penggunaan pop-up sering kali tidak pada tempatnya, artinya pop-up lebih sering digunakan untuk mempromosikan sesuatu daripada difungsikan untuk membangun trust dan memberikan benefit kepada para pengunjung, maka banyak pengunjung merasa muak dan kecewa. Akibatnya, mereka langsung menutupnya, bahkan sebelum isi dari pop-up tersebut tampil seluruhnya.
Iklan jenis ini memang akhirnya membuat banyak pengunjung merasa jengkel dan 72,4% pengunjung sungkan menunggu melihatnya. Riset yang dilakukan oleh Jupiter Media Metrix yang dilakukan Juni tahun lalu menunjukkan bahwa 41 persen dari responden mengatakan bahwa pop-up sangat mengganggu dan mempengaruhi keputusan mereka untuk mengunjungi situs web itu lagi. Riset yang sama juga dilakukan baru-baru ini, ternyata hanya 23 persen responden yang menyatakan bahwa pop-up adalah salah satu hal mengapa mereka mau berkunjung lagi.
Alasan inilah mengapa suatu situs web korporat jangan di-hosting di situs-situs yang menyediakan hosting gratis seperti geocity, hypermart, dan sejenisnya, karena mereka akan memunculkan iklan-iklan pop-up yang tidak diinginkan. Itulah sebabnya software-software gratis penghambat pop-up seperti pop-up blocker, atau pop-up kill juga diminati oleh mereka yang sering berselancar di dunia maya.
Jadi, nasib Pop-up mirip dengan e-mail promosi yang berbasis spamming. Pertama kali orang menggunakan e-mail, biasanya senang melihat semua e-mail yang masuk. Namun, karena sudah terbiasa dan sering dikecewakan dengan isinya, maka kebanyakan e-mail promosi berbasis spamming mengalami nasib akhir lewat tombol del langsung setelah masuk ke inbox tanpa sedikitpun diintip atau dijegal dengan antivirus.
Akhir dari Pop-Up?
Karena itu, taktik pop-up yang dapat kita lakukan adalah dengan mencontoh apa yang sudah dilakukan AOL, Earthlink, dan MSN. Yaitu dengan cara mengganti atau mengurangi penggunaan pop-up dengan promosi pop-up yang berfokus pada content dan news. Promosi ini ditujukan untuk kalangan member tertentu berdasarkan permission mau menerima content dan news tersebut. Sehingga mereka hanya menggunakan 2 hingga 3 persen saja dari seluruh taktik pemasaran online di dunia maya. Untuk situasi-situasi khusus seperti inilah pop-up sangat besar pengaruhnya.
Bagi perusahaan-perusahaan yang mengerti profile dari target pengunjung mereka, dan tidak mengeluarkan pop-up secara tiba-tiba kepada siapa saja, mereka mendapati bahwa taktik promosi pop-up jenis ini sangat efektif. Bayangkan pop-up muncul menawari 2 tiket gratis menonton di Twenty One, pasti ini akan menggoda siapa saja yang suka menonton untuk mengklik.
Jadi jelas para pengiklan akan tetap menggunakannya. Namun perlu berlaku seimbang. Atau menggunakan jenis pop-up yang lebih canggih seperti penggunaan video, audio, atau iklan yang bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya di sepanjang halaman web yang dilihat. Ini merupakan salah satu bentuk pengiklan yang lebih keren. Yang jelas beberapa pihak pengiklan di dunia maya sudah melihat peluang ini dan dinilai akan memberikan hasil promosi yang lebih efektif.
Iklan-iklan yang memiliki content yang rich sudah dimanfaatkan sekitar 7 hingga 8 persen dari market sekarang ini, dan akan terus meningkat secara signifikan. Mengapa? Satu alasannya adalah fakta bahwa audiens mendapati bahwa mereka sudah terbiasa dengan pesan-pesan komersial yang mirip TV dan skeptis terhadap iklan jenis banner dan pop-up. Itulah sebabnya mereka berupaya memanfaatkan hal ini untuk menggunakan bentuk yang lebih keren, namun terbiasa.
Kebangkitan Pop-Up
Iklan jenis pop-up bila digunakan seperti yang sudah diuraikan di atas akan sangat membantu dalam mendukung brand maupun prakarsa marketing, menarik perhatian pada suatu brand atau service. Yang jelas harus mirip dan relevan dengan kampanye pemasaran offline.
Atau juga bisa digunakan pop-up seperti yang digunakan oleh situs web Travelocity. Lima pulau Hawaii muncul perlahan-lahan di layar komputer, kemudian iklan pop-up tersebut mengatakan, “Klik di sini jika Anda mau pergi ke sana.” Dan kenyataannya sangat efektif.
Agar penggunaan pop-up efektif, maka anggaplah pop-up seperti kepompong, demikian kata Buchwalter, senior analis dari Nielsen NetRatings. Artinya, manfaatkan teknologi yang praktis, yang berkembang dan aspek kreatif yang berpusat pada pop-up. Para pengiklan maya yang profesional juga sedang mengembangkan hal ini.
Jadi trennya adalah promosi lewat jendela pop-up akan tetap ada, namun gaya dan caranya tidak sekasar dulu, ketika pertama kali diperkenalkan. Seperti halnya promosi lewat e-mail pun akan tetap ada, walaupun ada berbagai e-mail promosi berbasis spamming.
Mengefektifkan Pop-Up
Segala sesuatu cepat berubah. Hal baru menarik perhatian orang. Taktik promosi langsung yang dahulu populer, belum tentu sekarang populer. Begitu pula halnya dengan tiga taktik pemasaran langsung (direct marketing) di dunia maya yaitu, iklan baris, banner, dan pop-up. Dahulu, ketiganya populer dan memiliki kontribusi yang tinggi dalam hal clickthrough.
Namun, sekarang berubah. Agar tetap mampu mempertahankan click yag tinggi, ketiga taktik tersebut dapat tetap digunakan. Dengan menambahkan aspek dan modifikasi kreativitas dan trik, maka Anda akan mendapati bahwa pop-up dan kedua saudaranya akan tetap memberikan hasilnya dalam bidang pemasaran di dunia maya.
Karena itu, jika untuk situs web yang isinya gado-gado, jangan terapkan iklan pop-up secara masal yang berbasis interruption marketing dan membabi buta. Namun hanya ditujukan kepada pengunjung yang targeted saja yang masuk ke suatu halaman situs web atau mereka yang ingin mendapatkan informasi dan pop-up yang dimunculkan (permission marketing). Taktik seperti ini sebenarnya sudah diterapkan oleh situs-situs web yang hanya membidik pasar tertentu (niche market) dengan minat yang spesifik.
Kedua, dengan mengikuti asumsi di atas, tekankan pada pop-up yang mengandung copywriting, yang menekankan manfaat dan mengundang, daripada gambar dan design yang berat, mengingat pasar di Indonesia lebih banyak menggunakan akses dial-up dengan kecepatan koneksi di bawah 20 kbps.
Andaikata penggunaan pop-up diimplementasikan dengan sepatutnya seperti beberapa ide di atas dan digabung dengan ad copy yang bombastis, hot button, headline, frase keyword, tema produk dan masih banyak lagi, maka window pop-up yang digunakan di suatu situs web dapat meningkatkan database opt-in dari prospek hingga 525%. Sehingga dengan database yang semakin berkembang, suatu e-mail promosi dapat diberikan kepada mereka.
Atau misalnya para pengunjung ragu-ragu, pop-up dapat digunakan untuk membuat mereka tidak ragu-ragu. Apabila mereka langsung klik meninggalkan situs web, pop-up dapat membantu Anda untuk menarik mereka kembali.
Juga pop-up pun dapat mengemas surat penjualan di situs web dan tidak akan muncul lagi ke pengunjung yang sama, apabila mereka telah melakukan action seperti yang kita kehendaki. Dengan cookie, hal ini bisa dilakukan sehingga pop-up Anda hanya muncul sekali per sekian interval hari sesuai yang kita inginkan.•••
www.bjoconsulting.com