Banyak sebenarnya yang telah kita abaikan untuk dikembangkan, padahal hal itu sangat potensial dan memiliki peluang besar untuk bersaing. Salah satunya adalah industri piranti lunak, yang bagaikan anak tiri yang tidak mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Alhasil, kalangan industri sendirilah yang secara susah payah merangkak bersaing dengan pengembang mancanegara.
Itu pun, hasilnya masih sangat minim, karena tidak tertopang banyak dari kebijakan, keberpihakan dan perhatian, baik pemerintah maupun kalangan industri dan bisnis.Pengembangan piranti lunak masih dianggap sesuatu yang sangat canggih, yang kemudian sangat sulit digapai. Meskipun, India yang boleh dikata memiliki SDM yang relatif belum maju pada saat itu, berhasil membuktikan diri hingga kini piawai dalam industri piranti lunak ini.
Banyak hal yang sebelumnya diperkirakan tidak dapat ikut serta dalam proses perkembangan itu, tapi nyatanya bisa. Adalah kebijakan pemerintah India yang jelas terhadap arah pengembangan industri piranti lunak (yang dipilihnya), yang kemudian membuat perhatian banyak orang menoleh pada keberhasilan India di industri piranti lunak ini. Banyak SDM yang sebenarnya “biasa-biasa” saja, namun dengan sentuhan pengetahun TI yang baik, terbukti mampu berkiprah di industri yang dikatakan sangat “canggih” ini.
Sisi lain, India juga berhasil mengembangkan bisnis outsourcing, baik pengembangan piranti lunak maupun jasa seperti Call Center. Ribuan SDM India yang terekrut ke dalam bisnis Call Center ini. Padahal, untuk menjalankan layanan Call Center tidaklah dibutuhkan SDM yang berpendidikan tinggi dan canggih, namun semua itu dapat dibangun dengan pelatihan yang intensif, meskipun pendidikannya setingkat SMU. Mestinya, Indonesia juga bisa.
Karenanya, tak terlalu berlebihan kalau di edisi ini kami mengupas masalah Call Center dan pengembangan piranti lunak lokal, yang telah menunjukkan perannya dalam industri piranti lunak dunia. Selamat membaca.•••